Bahan Peledak

Selamat datang di blog saya, Semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin

Sunday, February 16, 2020



PELEDAKAN PENAMBANGAN BAHAN GALIAN INDUSTRI


A.   TUJUAN PENAMBANGAN BGI
Tujuan Penambangan Bahan Galian Industri adalah untuk dapat menghasilkan  produksi bahan galian industri yang sesuai dengan pesanan pasar.

B.   SISTEM PENAMBANGAN
Penambangan Bahan Galian Industri menggunakan Sistem Secara Tambang Terbuka Maupun Tambang Bawah Tanah.
1.    Tambang terbuka (surface mining)
Merupakan satu dari dua sistem penambangan yang dikenal, yaitu Tambang terbuka dan Tambang Bawah Tanah. dimana segala kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan langsung dengan dunia luar.
Penambangan pada tambang terbuka itu sendiri dilakukan dengan beberapa tahapan kerja : pengurusan surat-surat ijin yang dibutuhkan untuk kegiatan penambangan, pembabatan (land clearing), pengupasan lapisan tanah penutup (stripping of overburden), penambangan (exploitation), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), dan pengolahan serta pemasaran.
Pada prinsipnya tambang terbuka dapat digolongkan ke dalam empat golongan :
·         Open pit/Open mine/Open cut/Open cast.
Adalah tambang terbuka yang diterpakan pada penambangan ore (bijih). Misalnya nikel, tembaga, dan lain-lain.
·         Strip Mine.
Penerapan khusus endapan horizontal/sub-horizontal terutama untuk batubara, dapat juga endapan garam yang mendatar. Contoh Tamabang Batubara di Tanjung Enim.
·         Quarry
AdalahTambang terbuka yang diterapkan pada endapan mineral industri (industrial mineral). Contoh Tambang batu pualam di Tulung Agung.
·         Alluvial mining
Dapat dikatakan sebagai “placer Mining” ataupun di Australia disebut “Beach-mine” yaitu cara penambangan untuk endapan placer atau alluvial. Contoh tambang Cassiterite di Pulau Bangka, belitung dan sekitarnya.
2.    Metode Pertambangan bawah tanah
Latar belakang yang mempengaruhi dipilihnya penambangan dengan system tambang bawah tanah adalah :
a.    Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system tambang terbuka.
b.    Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan system tambang bawah tanah.
c.    Daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung.
d.    Penambangan dengan system tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan.

·         Metoda-metoda yang dipakai dalam system penambangan bawah tanah :
a.    Metode tak disangga ( open stope method ) adalah suatu metoda yang tidak menggunakan timber atau filling dalam menyangga dinding, baik hanging wall maupun footwall. Penyanggaan pada dinding dilakukan dengan pilar-pilar dan baut batuan digunakan untuk penyanggaan local.
Ø  Open stope dengan underhand stoping.
Pada metode ini,bagian level atas level bawah dihubungkan dengan raise,dan penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga terbentuk jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri.Dijih lepas kemudian ditarik setahap demi setahap sampai menapai raise,selanjutnyan dijatuhkan kelevel drive dibawahnya.Jadi bijih ditambang dari atas kebawah dengan jenjang menurun dan dijatuhkan menuju haulage drive secra grafitasi sehingga meminimumkan transportasi mekanikal.
Ø  Open stope dengan overhand stoping
Overhand stop secara praktis berlawanan sengan underhand stoping yaitu tempat pekerja mengarah keatas dan berada dibawah bijih yang akan ditambang.Bijih ditambang selapis demi selapis dan memungkunkan bijih lepas jatuh ke haulage level yang biasanya dilindungi oleh pilar dari bijih atau timber mat.
Ø  Open stope dengan breast stoping (stope and pillar )
Pada metoda ini,pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing ) terhadap bijih yang terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m, dimana kondisi ini tidakk memungkinkan dilakuakn dari atas kebawah. Penyanggaan atap (roof) pada breast stoping biasanya secara permanent atau semi permanent pillar yang terdiri dari bijih itu sendiri. Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang metode ini digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. pillar yang dibuat kadang-kadang diperkuat dengan sement sekelilingnya. Pada cebakan yang datar dengan keteblan kurang dari 4-5 m, metoda ini dilakukan dengan menggali bijih sehingga terbentuk ” Wide diifts ” dan secar sistematis dengan interval teratur ditinggalkan bijih sebagai pillar.
Ø  Sub level stoping
Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara 2 buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pillar.Ketinggian stope dibatasi oleh kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet.
b.    Stope dengan penyanggan buatan (supported)
Ø  Cut and fill stoping
Metoda ini sebgaimana namanya, menerapkan urutan kerja dimana dijih diambil dalam potonga yang sejajar dan setiap potongan yang telah diambil dilakukan pengisian dengan waste fill dalam stope sehingga menyisakan ketinggian ruang yangmencukupi untuk melakukan pemboran bijih. Material filling digunakan sebagai tempat berpjak, apabila bijih telah diledakan dan diambil, maka timbered chute dan manway diperpanjang, sebelum dilakukan kegiatan filling dilakukan untuk mengisi ruang yang terbentuk.
Pada Cut and fill,stoping dilakukan secara horizontal atau miring. Bagian punggung akan lenih mudah disanggan pada stoping horizontal dibandingkan stoping miring, lagi pula penggunaan lubang bor horizontal pada peledakan akan membentuk punggung dengan kondisi lebih baik dibandingkan pemboran vertical atau miring. Material filling seringkali berupa waste rock dari kegiatan debelopment dan eksplorasi sekitar tambang kemusian ditumpahkan melaui rise mengarah ke stope yanga akan diisi.Mill tailings merupakan salah satu sumber material filling ternaik untuk mengisi stope.apabila tailing ini telah dikentalkan menjadi sekitar 70 % kepadatan, maka tailing ini dapat dibawa melalui pipa dan ditumpahkan kedalam stope untuk mengankat kekuatan material pengisi, maka dapat ditambahkan sement.
Ø  Shrinkage stoping
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50˚-90˚ ( sleeply ).metoda ini terletak antara kelas open stope dan filled stope.Bijih dihancurkan secara metoda overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan makia sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau metode shrinkage stoping general.Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, maka stope dapt diisi oleh wate yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya,dalam kasus in membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill. Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyai sublevel.Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu manway.Manway dibuat dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang berdekatan.Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet.

Ø  Square-set stoping
Pada metoda ini, bakas penambangan secara sistematis disngga dengan timbering.Fungsi utma dari dari suatu squre set adalah sebagai penyangga sementara terhadap dinding dan atap satu suatu daerah bekas peledakan dan sebagai jalan masuk kedaerah kerja.
Ø  Stull Stoping
Stull stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand.Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan dan melintang pada stope.stull dipasang pada geometri yang sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih,membentuk corong dan manway lining,dan sebagi penyangga lekat.

C.   PELEDAKAN PENAMBANGAN BAHAN GALIAN INDUSTRI
Dalam metode pembongkaran bahan galian industri menggunakan sistem peledakan. Adapun peledakan penambangan Bahan Galian Industri di bagi menjadi dua yaitu: Peledakan penambangan pada tambang terbuka (Surface Blasting) dan Peledakan penambangan pada tambang tertutup (Underground Blasting).
1.      Peledakan Tambang Terbuka
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang ± lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan berdasarkan arah runtuhan batuan, Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material seperti batuan dengan menggnakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatau proses peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apa bila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Didalam membicarakan perlengkapan dan juga perlengkapan peledakan perlu hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut.
Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, makadibuat sistematika berdasarkan metode peledakan dalam artibahwa perlengkapan dan peralatan akandikelompokan berdasarkanmetodenya. Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor dalamsatu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya, ataupun antara lubang bor yangsatu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.Berdasarkan arah runtuhan batuan.

2.    PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH
Peledakan untuk tambang bawah tanah sangat berbeda dengan peledakan tambang terbuka . Pada prinsipnya, untuk peledakan underground, tujuannya hanya untuk merekahkan batuan sehingga proses penggalian dan pengangkutannya lebih mudah. Sedangkan peledakan tambang terbuka tujuannya adalah untuk menghancurkan batuan tersebut. Kenapa bisa beda? Tentunya karena keterbasan “ruang” pada tambang bawah tanah, sehingga arah peledakan dan arah lemparnya batuan harus benar2 di control, yaitu tepat di depan bidang ledak (face tambang atau opening).
Salah satu caranya adalah penggunaan detonator dengan waktu tunda yang panjang (Long Period Detonator) sehingga batuan diberi kesempatan untuk terlempar akibat meledaknya lubang pertama, sehingga tercipta bidang bebas kedua, dan kemudian baru lubang kedua meledak, menciptakan bidang bebas ketiga, dan lubang tiga meledak, dan seterusnya. Sehingga, Inti dari penggunaan LP detonator adalah untuk memberikan kesempatan kepada batuan untuk terlempar terlebih dahulu sehingga terbentuk lah bidang bebas
Bidang bebas ini sangat penting sebagai bidang dimana batuan diarahkan untuk terlempar kebidang tersebut. Apabila bidang bebas tidak ada, maka getaran peledakan akan disalurkan ke struktur solid disekitar terowongan, dan bisa berbahaya. Kalau di tambang terbuka, bidang bebas nya tentu saja lereng tambang yg akan diledakan sehingga control peledakannya tidak terlalu rumit seperti peledakan bawah tanah. Karena pengisian bahan peledak underground horizontal, maka bidang bebasnya juga harus horizontal menembus terowongan (searah drilling). Oleh karena itu pada peledakan UG, bidang bebas pertama dibuat terlebih dahulu dgn cara membuat lubang kosong (dengan cara di drill) dengan kedalaman yg sama dengan kedalaman pemboran, tapi diameter nya merupakan fungsi dari kedalaman pemboran tsb.

No comments:

Post a Comment